Menurut laporan analisis ekonomi terbaru, dolar AS mungkin menghadapi tekanan depresiasi lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2025. Analis Insight Investment, Francesca Fornasari, menunjukkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi AS adalah salah satu penyebab utama lemahnya dolar.
Seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi, Federal Reserve mungkin akan mengambil langkah-langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut, yang akan berdampak langsung pada nilai tukar dolar. Selain itu, posisi dolar sebagai mata uang cadangan global secara bertahap menurun, tren ini juga akan memberikan tekanan tambahan pada dolar.
Namun, Fornasari juga menekankan bahwa proses penurunan nilai dolar mungkin bersifat bertahap dan lembut. Penilaian ini didasarkan pada dua faktor kunci: pertama, ada ketidakpastian dalam prospek kebijakan AS, yang mungkin akan mendukung dolar sampai batas tertentu; kedua, saat ini sentimen negatif terhadap dolar di pasar sudah cukup kuat, yang mungkin akan membatasi ruang penurunan lebih lanjut dari dolar.
Perlu dicatat bahwa meskipun dolar mungkin menghadapi tekanan dalam jangka menengah dan panjang, posisinya sebagai mata uang utama global tidak mungkin mengalami perubahan fundamental dalam waktu dekat. Investor dan pembuat kebijakan perlu memantau dengan cermat indikator ekonomi AS, arah kebijakan Federal Reserve, serta perubahan dalam pola mata uang cadangan global, untuk lebih baik memprediksi dan menghadapi fluktuasi nilai tukar di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
17 Suka
Hadiah
17
6
Bagikan
Komentar
0/400
SatoshiSherpa
· 20jam yang lalu
Kesempatan nyata untuk Renminbi telah datang
Lihat AsliBalas0
FlashLoanKing
· 07-22 11:52
Rasanya dolar memang sudah doomed~
Lihat AsliBalas0
DefiVeteran
· 07-22 11:48
Bagus sekali, sangat tepat
Lihat AsliBalas0
Layer3Dreamer
· 07-22 11:42
secara teoritis, ini hanyalah vektor lain dalam matriks de-dollarization yang tak terhindarkan... pola ekonomi rekursif menunjukkan L3 akan muncul sebagai paradigma cadangan yang sebenarnya
Lihat AsliBalas0
BoredApeResistance
· 07-22 11:36
lebih baik membeli Bitcoin
Lihat AsliBalas0
GasWhisperer
· 07-22 11:34
mempool memberi tahu saya bahwa trajektori usd mencerminkan gas eth selama pasar bearish... perlahan-lahan berdarah sampai kapitulasi fr
Menurut laporan analisis ekonomi terbaru, dolar AS mungkin menghadapi tekanan depresiasi lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2025. Analis Insight Investment, Francesca Fornasari, menunjukkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi AS adalah salah satu penyebab utama lemahnya dolar.
Seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi, Federal Reserve mungkin akan mengambil langkah-langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut, yang akan berdampak langsung pada nilai tukar dolar. Selain itu, posisi dolar sebagai mata uang cadangan global secara bertahap menurun, tren ini juga akan memberikan tekanan tambahan pada dolar.
Namun, Fornasari juga menekankan bahwa proses penurunan nilai dolar mungkin bersifat bertahap dan lembut. Penilaian ini didasarkan pada dua faktor kunci: pertama, ada ketidakpastian dalam prospek kebijakan AS, yang mungkin akan mendukung dolar sampai batas tertentu; kedua, saat ini sentimen negatif terhadap dolar di pasar sudah cukup kuat, yang mungkin akan membatasi ruang penurunan lebih lanjut dari dolar.
Perlu dicatat bahwa meskipun dolar mungkin menghadapi tekanan dalam jangka menengah dan panjang, posisinya sebagai mata uang utama global tidak mungkin mengalami perubahan fundamental dalam waktu dekat. Investor dan pembuat kebijakan perlu memantau dengan cermat indikator ekonomi AS, arah kebijakan Federal Reserve, serta perubahan dalam pola mata uang cadangan global, untuk lebih baik memprediksi dan menghadapi fluktuasi nilai tukar di masa depan.