"On-chain" dan "In-chain": Meneliti Integrasi Blockchain dan TradFi
Di suatu konferensi terkenal, seorang ahli industri blockchain memberikan pidato yang menarik tentang tema "on-chain" dan "in-chain". Pidato tersebut berfokus pada bagaimana teknologi blockchain dapat terintegrasi dengan pasar keuangan tradisional, serta membahas tren interkoneksi antara dua sistem pasar dan cara untuk mencapainya.
Pembicara pertama-tama membandingkan perbedaan antara pasar tradisional dan pasar keuangan kripto. Pasar tradisional menggunakan pembukuan terdistribusi, dengan mata uang fiat sebagai unit pembukuan; sedangkan pasar Blockchain menggunakan pembukuan terdistribusi, dengan cryptocurrency sebagai unit pembukuan. Meskipun ada perbedaan antara keduanya, tren keterhubungan semakin jelas.
Selanjutnya, pembicara menjelaskan secara rinci lima cara untuk memfasilitasi konektivitas antara kedua pasar:
Stablecoin: Diperkirakan bahwa volume perdagangan akan mencapai enam triliun dolar AS pada tahun 2024, yang merupakan saluran utama penghubung antara mata uang fiat dan cryptocurrency.
ETF: Mengubah aset digital asli di blockchain menjadi sekuritas di luar blockchain, memudahkan investor tradisional untuk mengalokasikan aset cryptocurrency.
RWA (Tokenisasi Aset Nyata): Menggunakan teknologi seperti Oracle untuk mengalirkan aset tradisional ke dalam Blockchain dan men-tokenkannya.
STO (Penerbitan Token Berbasis Sekuritas): Di masa depan mungkin akan menjadi cara baru bagi perusahaan Web3 untuk mendapatkan dana dan go public.
Lembaga keuangan yang berlisensi: sebagai saluran penting yang menghubungkan dua pasar keuangan.
Pembicara lebih lanjut menjelaskan konsep "on-chain" dan "in-chain". "On-chain" mengacu pada pendaftaran aset atau data dunia nyata di buku besar terdistribusi, untuk mendapatkan likuiditas global; "In-chain" merujuk pada aset digital asli, seperti Bitcoin, yang secara inheren ada di dalam Blockchain.
Tentang cara "mengaitkan", pembicara menyebutkan tiga jalur utama:
Data on-chain: Memindahkan data dari dunia Web2 ke blockchain melalui Oracle.
Perangkat keras terhubung ke blockchain: seperti DePIN (Jaringan Infrastruktur Dasar Terdesentralisasi).
Aset di blockchain: yaitu DeFi (keuangan terdesentralisasi).
Pembicara menekankan bahwa, terlepas dari metode pengikatan yang digunakan, tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan tokenisasi aset, sehingga aset tersebut dapat memperoleh likuiditas secara global.
Tentang aplikasi teknologi buku besar terdistribusi (DLT), pembicara menunjukkan bahwa ada dua tingkat nilai: pertama adalah perbaikan keuntungan marginal pada model bisnis yang ada, seperti mengoptimalkan proses internal bank; kedua adalah inovasi model bisnis, seperti kelahiran Bitcoin.
Pembicara juga membahas evolusi Token dalam DLT, mulai dari lisensi penggunaan sistem komputer, hingga unit data di era AI, dan kemudian menjadi jenis aset keuangan baru di pasar keuangan kripto.
Seiring dengan keterhubungan antara TradFi dan pasar keuangan kripto, kebutuhan kepatuhan menjadi semakin penting. Pembicara menyebutkan bahwa suatu lembaga berencana untuk meluncurkan protokol lapisan kedua berbasis Ethereum, yang bertujuan untuk menyediakan lingkungan aplikasi Blockchain yang memenuhi persyaratan KYC, AML, dan CFT.
Akhirnya, pembicara mengutip sebuah pepatah: "Apa yang diinginkan pelanggan adalah lubang di dinding, bukan bor di tangan." Kalimat ini menggambarkan dengan jelas bahwa apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna adalah aset dan aplikasi baru yang diciptakan berdasarkan teknologi Blockchain, dan bukan hanya teknologinya itu sendiri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Bagikan
Komentar
0/400
DeepRabbitHole
· 07-31 01:29
Pro ini berkata, secara sederhana, bahwa rantai harus berdansa bersama koin~
Lihat AsliBalas0
MerkleDreamer
· 07-31 01:27
Pembicaraan lama, pembicaraan lama, jika tidak segera masuk ke blockchain, benar-benar terlambat.
Lihat AsliBalas0
CoinBasedThinking
· 07-31 01:26
Bicara apa saja, ini semua adalah dunia ETF.
Lihat AsliBalas0
WhaleStalker
· 07-31 01:22
Berganti-ganti tetap saja semua ingin menghasilkan uang
Integrasi Blockchain dan TradFi: Analisis Lima Cara On-Chain dan In-Chain
"On-chain" dan "In-chain": Meneliti Integrasi Blockchain dan TradFi
Di suatu konferensi terkenal, seorang ahli industri blockchain memberikan pidato yang menarik tentang tema "on-chain" dan "in-chain". Pidato tersebut berfokus pada bagaimana teknologi blockchain dapat terintegrasi dengan pasar keuangan tradisional, serta membahas tren interkoneksi antara dua sistem pasar dan cara untuk mencapainya.
Pembicara pertama-tama membandingkan perbedaan antara pasar tradisional dan pasar keuangan kripto. Pasar tradisional menggunakan pembukuan terdistribusi, dengan mata uang fiat sebagai unit pembukuan; sedangkan pasar Blockchain menggunakan pembukuan terdistribusi, dengan cryptocurrency sebagai unit pembukuan. Meskipun ada perbedaan antara keduanya, tren keterhubungan semakin jelas.
Selanjutnya, pembicara menjelaskan secara rinci lima cara untuk memfasilitasi konektivitas antara kedua pasar:
Stablecoin: Diperkirakan bahwa volume perdagangan akan mencapai enam triliun dolar AS pada tahun 2024, yang merupakan saluran utama penghubung antara mata uang fiat dan cryptocurrency.
ETF: Mengubah aset digital asli di blockchain menjadi sekuritas di luar blockchain, memudahkan investor tradisional untuk mengalokasikan aset cryptocurrency.
RWA (Tokenisasi Aset Nyata): Menggunakan teknologi seperti Oracle untuk mengalirkan aset tradisional ke dalam Blockchain dan men-tokenkannya.
STO (Penerbitan Token Berbasis Sekuritas): Di masa depan mungkin akan menjadi cara baru bagi perusahaan Web3 untuk mendapatkan dana dan go public.
Lembaga keuangan yang berlisensi: sebagai saluran penting yang menghubungkan dua pasar keuangan.
Pembicara lebih lanjut menjelaskan konsep "on-chain" dan "in-chain". "On-chain" mengacu pada pendaftaran aset atau data dunia nyata di buku besar terdistribusi, untuk mendapatkan likuiditas global; "In-chain" merujuk pada aset digital asli, seperti Bitcoin, yang secara inheren ada di dalam Blockchain.
Tentang cara "mengaitkan", pembicara menyebutkan tiga jalur utama:
Pembicara menekankan bahwa, terlepas dari metode pengikatan yang digunakan, tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan tokenisasi aset, sehingga aset tersebut dapat memperoleh likuiditas secara global.
Tentang aplikasi teknologi buku besar terdistribusi (DLT), pembicara menunjukkan bahwa ada dua tingkat nilai: pertama adalah perbaikan keuntungan marginal pada model bisnis yang ada, seperti mengoptimalkan proses internal bank; kedua adalah inovasi model bisnis, seperti kelahiran Bitcoin.
Pembicara juga membahas evolusi Token dalam DLT, mulai dari lisensi penggunaan sistem komputer, hingga unit data di era AI, dan kemudian menjadi jenis aset keuangan baru di pasar keuangan kripto.
Seiring dengan keterhubungan antara TradFi dan pasar keuangan kripto, kebutuhan kepatuhan menjadi semakin penting. Pembicara menyebutkan bahwa suatu lembaga berencana untuk meluncurkan protokol lapisan kedua berbasis Ethereum, yang bertujuan untuk menyediakan lingkungan aplikasi Blockchain yang memenuhi persyaratan KYC, AML, dan CFT.
Akhirnya, pembicara mengutip sebuah pepatah: "Apa yang diinginkan pelanggan adalah lubang di dinding, bukan bor di tangan." Kalimat ini menggambarkan dengan jelas bahwa apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna adalah aset dan aplikasi baru yang diciptakan berdasarkan teknologi Blockchain, dan bukan hanya teknologinya itu sendiri.